Dear Rani, Kakaknya Rana yang Hebat,
Rani, mama sering terpikir tentang betapa luar biasanya kamu sebagai seorang kakak. Kamu adalah anak pertama mama, yang tidak hanya membawa kebahagiaan dalam hidup mama dan papa, tapi juga memiliki peran besar sebagai panutan untuk adikmu, Rana.
Namun, ada sesuatu yang ingin mama sampaikan. Kadang-kadang, mama merasa tidak adil padamu. Mama sering meminta kamu mengalah untuk Rana. Mama tahu, itu tidak selalu mudah dan mungkin terasa berat untukmu. Tapi, sayangnya, ada momen-momen di mana mama bingung harus bagaimana—terutama saat Rana menangis dan sulit ditenangkan.
Maaf ya, Ran, jika keputusan mama ini terkadang membuat kamu merasa diabaikan. Percayalah, bukan karena mama lebih sayang Rana atau karena mama tidak peduli pada keinginanmu. Mama hanya mencoba mencari cara terbaik untuk menenangkan situasi, walaupun mama sadar itu berarti meminta kamu berkorban.
Mama ingin kamu tahu, pengorbanan kecilmu tidak pernah mama anggap remeh. Justru dari situlah mama melihat betapa besar hati kamu sebagai kakak. Kamu belajar sabar, memahami, dan menunjukkan cinta dengan caramu sendiri. Mama bangga sekali sama kamu.
Suatu hari nanti, mama yakin Rana akan menyadari betapa beruntungnya dia memiliki kakak seperti kamu. Dia akan mengerti bahwa di balik setiap pengorbananmu, ada cinta yang begitu besar.
Mama berdoa agar kalian berdua tumbuh menjadi saudara yang selalu saling mendukung, saling menjaga, dan tidak pernah merasa sendiri. Kakak dan adik itu seperti dua sisi dalam sebuah koin: berbeda, tetapi tak terpisahkan.
Mama hanya ingin kamu tahu satu hal, Ran. Tidak peduli apa pun yang terjadi, cinta mama untukmu sama besarnya seperti cinta mama untuk Rana. Kalian berdua adalah dunia mama dan papa, alasan kami berjuang dan terus belajar menjadi orang tua yang lebih baik.
Terima kasih, Rani, karena sudah menjadi kakak yang luar biasa. Mama dan papa sangat menyayangimu.
Dengan cinta tanpa batas,
Mama